[caption id="attachment_25169" align="alignleft" width="365"] Normalisasi Waduk Pluit Foto VIva.co.id[/caption]
Ulah oknum-oknum yang bermain tanah di Waduk Pluit dinilai sudah keterlaluan. Kelompok yang melarang warga direlokasi ke Rusun Marunda ini bermain tanah untuk dapat uang kerohiman.
“Ada sekelompok orang yang melarang pindah ke Marunda. Jadi memang ada sekelompok orang di Jakarta yang kerjaannya dapat uang dengan main-main tanah supaya dapat kerohiman, dapat uang terus. Itu keterlaluan kita anggap kalau ngambilin uang rakyat terus. Kenapa? Karena ini juga uang rakyat,” ungkap Ahok di Mal Ciputra, Jakarta Barat, Sabtu (11/5/2013).
Menurut Ahok, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan rumah susun bagi warga korban penggusuran.
“Marunda kita sudah plot 700 hektar, 400 hektar rusun. Sekolah lagi kita gruping. Ada ribuan sekolah, jadikan swasta ada SD, SMP, SMA digabung. Kami juga lagi berusaha gabung sehingga ada sisa tanah, kita akan bangun rumah susun,” kata Ahok.
Penyelesaian tersebut dilakukan secara terpadu, termasuk mendekatkan para pekerja dengan lokasi pekerjaan sehingga dapat mengurai kemacetan.
“Saya baikin (bisa pakai tanah negara). Begitu saya jual beli, begitu dibongkar, minta hitung per meter, ini dari mana? Makanya, Jakarta jadi rusak karena itu. Kita nggak ada lagi toleransi. Kita mau sikat habis,” kata Ahok.[Detikcom]
No comments:
Post a Comment