Monday, June 10, 2013

Lagi, Jokowi rombak susunan kepala dinas di DKI


Gubernur Joko Widodo rupanya belum mantap dengan susunan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) khususnya eselon II di Pemprov DKI Jakarta. Hari ini, sekitar tujuh orang pejabat eselon dua akan dirotasi dari jabatan sebelumnya.

Pelantikan akan dilangsungkan pukul 13.00 WIB di Balai Kota DKI Jakarta. Untuk diketahui, pejabat eselon dua termasuk di antaranya kepala dinas, wakil kepala dinas, kepala biro dan asisten deputi gubernur.

"Ya nanti siang ada pelantikan, kira-kira ada tujuh orang lah," ujar Kepala BKD DKI Jakarta I Made Karmayoga saat dihubungi wartawan, Selasa (11/6).

Namun, Made begitu ia disapa, masih merahasiakan siapa saja pejabat eselon II yang akan dirotasi. Tetapi, Made memberikan gambaran ada kepala dinas yang akan digeser dalam mutasi jabatan ini.

"Iya ada (kepala dinas) yang jelas ini untuk reformasi birokrasi menuju Jakarta Baru. Pokoknya enggak terlalu ekstrim turun jabatannya," jelasnya.

Ini untuk kesekian kalinya Jokowi merombak susunan anak buahnya. Khusus eselon II, Jokowi pernah melakukan rotasi sebanyak dua kali pertama sekitar November 2012 lalu, kemudian Mei 2013 kemarin.

"Di PRJ Bayar Rp 5 Juta, di Kemang Hanya Rp 50.000"


Bang Amu, penjual kerak telor di Festival Palang Pintu yang digelar di Jalan Kemang, Bangka, Mampang Prapatan, mengaku hanya membayar uang kebersihan Rp 50.000. Dia mengaku tidak sanggup membayar Rp 5 juta untuk berjualan di Jakarta Fair.

"Mau jualan di sana (Jakarta Fair) mahal. Di sana kami, para penjual kerak telor, harus bayar Rp 15 juta satu titik untuk tiga orang, masing-masing Rp 5 juta," kata Amu saat ditemui di Festival Palang Pintu, Minggu (9/6/2013).

Menurutnya, harga Rp 5 juta tersebut paling murah. Jika ingin mendapat tempat yang bagus, penjual diminta harus membayar lebih mahal lagi.

"Kalau di sini (Festival Palang Pintu) hanya diminta uang kebersihan dua hari Rp 50.000. Ini yang namanya pesta rakyat sebenarnya. PRJ mah kejem. Itu mah namanya buat orang kaye doang. Buat bisnis kalau di sana," keluh Amu.

Amu menuturkan, para pedagang kerak telor di Jakarta Fair biasanya masuk melalui seseorang yang mengoordinasi dengan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.

Di FPP, Amu menjual kerak telornya Rp 15.000. Pada hari pertama, Sabtu (8/6/2013), Amu mendapat Rp 1,5 juta. Sementara modalnya hanya Rp 500.000.

"Alhamdulillah jualannya bagus kalau di sini," ujar Amu bersyukur.

"Kalau hari biasa, saya muter-muter aja dari satu pameran ke pameran yang lain. Kalau lagi ramai, per hari bisa mendapat Rp 500.000 dengan modal Rp 300.000. Kalau di acara ini bisa lebih, bahkan naik sampai tiga kalinya," tutur Amu lagi sambil tersenyum.

Jokowi Marah Pesta Rakyat Diibaratkan Pameran Kerak Telor


Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo marah atas pernyataan tentang pesta rakyat Jakarta yang diibaratkan seperti pameran kerak telor. Jokowi menilai pernyataan itu salah besar.

Hal itu disampaikan Jokowi ketika ditanya tentang pernyataan Komisaris Utama PT Jakarta International Expo (PT JIExpo), Murdaya Poo, pekan lalu. Pada pertemuan dengan Wakil Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa (4/6/2013), Murdaya Poo menyanggah PRJ hanya mengakomodasi industri skala besar dan mengabaikan industri kecil. Menurutnya, PT JIExpo telah proporsional dalam menempatkan usaha kecil dan industri besar.

"Sekarang itu, sudah dua kali lipat (keberadaan usaha kecil di PRJ), tiap tahun dilipatkan terus. Memang, di luar ada, di dalam ada, karena ini kan bukan pameran kerak telor," kata Murdaya kepada wartawan setelah bertemu dengan Basuki, Selasa.

Jokowi menilai salah besar jika pesta rakyat yang digagas olehnya diadakan untuk menyingkirkan Pekan Raya Jakarta yang selama ini digelar oleh PT JIExpo. "Karena dia (Murdaya Poo) enggak mulai dari awal. Dia ngertinya kan hanya untung, hanya untung, hanya untung. Tahu kamu?" kata Jokowi dengan nada tinggi kepada wartawan ketika ia membeli kerak telor di tepi Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2013) siang.

Pernyataan tegas dengan mimik serius dari mantan Wali Kota Surakarta tersebut sempat membuat sejumlah wartawan terkejut. Tidak biasanya Jokowi melontarkan pernyataan dengan nada tinggi seperti itu karena Jokowi selalu melayani pertanyaan media dengan gaya santai.

Jokowi mengatakan, keinginan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar pesta rakyat menyambut HUT DKI Jakarta bukan untuk mengusik acara PRJ yang diselenggarakan oleh PT JIExpo. Menurut Jokowi, bisa saja ada pameran industri berskala besar. Namun, harus ada juga acara yang mengakomodasi usaha kecil dari masyarakat.

"Konsepnya awal itu untuk kegembiraan rakyat, kemudian juga untuk usaha-usaha yang kecil, usaha mikro, usaha-usaha rumah tangga seperti ini yang seharusnya diberi ruang. Biar mereka pun bisa berpesta satu tahun sekali," ujarnya.

Jokowi mencontohkan, jika JIExpo mengklaim telah mengakomodasi pedagang kecil, buktinya masih ada ratusan pedagang kerak telor yang tidak bisa masuk ke arena PRJ dan berjualan di pinggir-pinggir jalan di sekitar arena PRJ. Oleh sebab itu, kata Jokowi, perlu ada acara yang mampu menampung para pedagang makanan kecil itu.

Pemprov DKI mewacanakan untuk menggelar acara PRJ di pelataran Monumen Nasional sebagai bagian dalam merayakan ulang tahun Kota Jakarta. Pemprov DKI melihat PRJ yang digelar di Kemayoran selama beberapa tahun ini telah kehilangan roh karakter Betawi. Hal itu antara lain ditandai oleh keberadaan stan-stan industri raksasa di PRJ yang menggeser produk kebudayaan Betawi. Pemprov DKI melihat perlu digelar HUT DKI yang memiliki ciri Betawi.

Lambaian Pengunjung PRJ untuk Siapa, Jokowi atau SBY?

Acara Peresmian Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran dalam rangka menyambut HUT ke-486 DKI Jakarta, Senin (10/6/2013), berlangsung secara meriah. Sejumlah pejabat, mulai dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hingga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, hadir dalam acara itu. Dari pantauan Kompas.com, Presiden SBY ditemani Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono berada di panggung acara bersamaan dengan Joko Widodo yang juga didampingi istri.

Presiden yang mengenakan kemeja lengan panjang warna biru tua berada di depan Jokowi yang mengenakan kemeja batik lengan panjang coklat. Kedatangan kedua tokoh itu pun mendapat sambutan meriah. Para pengunjung PRJ secara bersama-sama melambaikan tangan ke arah kedua tokoh tersebut. Namun, tak jelas kepada siapa para pengunjung melambaikan tangan. Sebab, jarak kedua tokoh ke pengunjung itu cukup jauh.

Lambaian tangan itu pun ditanggapi berbeda, baik oleh Presiden maupun Jokowi. Presiden tampak turut melambaikan tangan ke arah kerumunan pengunjung. Namun, di belakangnya, Jokowi tampak hanya menunduk sambil tersenyum kepada pengunjung. Keduanya lalu duduk di kursi VVIP.

Ajang pameran PRJ telah dibuka untuk umum sejak Kamis, 6 Juni 2013 lalu. Namun, acara peresmian baru dilakukan hari ini. Acara dengan tajuk "Terus Maju Jakartaku" tersebut akan berlangsung selama 32 hari penuh hingga 7 Juli mendatang, bertepatan musim liburan sekolah. Acara peresmian pembukaan hari ini diisi oleh beragam atraksi, mulai dari drama musikal sesuai tema, tarian, dan musik. Turut hadir sejumlah pejabat, yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Ketua KONI Agum Gumelar.

Serapan APBD 2012 rendah, DPRD DKI kompak kritik Jokowi-Ahok

Serapan APBD 2012 rendah, DPRD DKI kompak kritik Jokowi-AhokDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengkritik rendahnya penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun 2012. Salah satunya terkait pembebasan lahan.

"Realisasi belanja modal hanya 68,5 persen," ujar anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Subki, saat menyampaikan pandangan atas laporan pertanggungjawaban APBD DKI di hadapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (10/6).

Subki menjelaskan, penyerapan anggaran untuk belanja tanah yang hanya 2,25 persen dari modal yang mencapai Rp 35,38 triliun. Akibatnya sisa anggaran untuk belanja tanah mencapai Rp 9,46 triliun.

"Pemerintah seharusnya sudah menyadari bahwa ada keterbutuhan ruang terbuka hijau. Juga termasuk fasilitas sosial dan umum," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Belly Bilasula. Menurutnya, banyak program yang dicanangkan pada APBD 2012 belum terlaksana menyebabkan serapan anggaran rendah.

"Pertumbuhan ekonomi Jakarta 2012 lebih rendah dari 2011, hanya 6,5 persen," kritik Belly.

Belly mengatakan, pemprov lebih banyak menghabiskan uang untuk belanja operasional dibandingkan modal. Rasionya belanja operasional mencapai Rp 22,77 triliun sedangkan modal hanya Rp 8,78 triliun.

"Belanja operasional hanya menguntungkan birokrasi. Sedangkan investasi untuk jangka panjang yaitu modal diabaikan. Sehingga merugikan masyarakat," tambahnya.

Lain halnya, Perwakilan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dwi Rio Sambodo mengatakan dari pos pendapatan daerah lain-lain yang sah hanya tercapai 0,24 persen dari target Rp 1,54 triliun. Padahal DKI Jakarta memiliki potensi besar mendapatkan pemasukan dari sektor pajak.

"Pajak pemakaian air bawah tanah juga hanya terealisasi 60,03 persen dari target Rp 170 miliar," ujarnya.

Bahkan Fraksi PAN-PKB menyoroti jumlah utang yang membengkak. Perwakilan fraksi, Wanda Hamidah mengatakan pada tahun 2011 utang pemerintah sebesar Rp 715,44 miliar.

"Sedangkan 2012 malah menyisakan hutang Rp 903,88 miliar," katanya.

Padahal idealnya, utang tidak mengalami peningkatan sebesar ini jika seluruh belanja pengeluaran selesai pada akhir 2012.

Untuk anggota dewan meminta pemerintah benar-benar mengalokasikan dana sesuai dengan tugas dan fungsi pokok satuan perangkat kerja.

"Pemerintah juga harus meningkatkan kapasitas dari aparatur dalam penguasaan teknologi informasi," pungkas salam satu anggota dari Fraksi Hanura-PDS, Farel Silalahi.
[lia]

Di PRJ, Jokowi Diteriaki Diminta "Nyapres"

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tetap menjadi pusat perhatian saat menghadiri Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2013) malam. Pengunjung meneriaki Jokowi agar bersedia maju dalam pemilihan presiden pada Pemilu 2014.

Pantauan Kompas.com, pemandangan tersebut terjadi seusai Jokowi beserta beberapa pejabat lain melepas kepergian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Seusai mobil RI 1 meninggalkan lokasi, pengunjung PRJ berdesakan menyerbu Jokowi.

"Pak, jadi capres ya Pak," teriak salah seorang pemuda sambil berusaha mendekati Jokowi. "Iya Pak, kami pasti dukung Bapak di 2014," timpal seorang wanita yang ikut berdesakan berusaha mendekati orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

Jokowi tak menjawab seruan-seruan itu. Ia hanya membalas dengan senyuman dan menyalami satu per satu pengunjung PRJ yang merangsek mendekatinya. Aksi para pengunjung PRJ membuat para ajudan gubernur kewalahan mengawal Jokowi.

Menggembirakan rakyat

Di sela interaksinya dengan pengunjung PRJ, Jokowi sempat menjelaskan rencana Pemprov DKI Jakarta dalam menyambut HUT DKI Jakarta. Dia mengatakan peringatan ulang tahun akan dirayakan dengan menggelar acara berbasis kebudayaan.

Menurut Jokowi, PRJ sudah berkembang dan berubah menjadi pameran industri raksasa, tidak lagi sesuai dengan roh awal acara. "Sudah berkembang ke arah pameran dagang. Padahal di awal, PRJ adalah pestanya rakyat, gembiranya rakyat," ujarnya.

Oleh sebab itu, Jokowi pun memastikan pesta sesungguhnya untuk rakyat pada Juni 2014, ulang tahun berikutnya. Namun, dia belum dapat memastikan apakah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mencabut sahamnya di JIExpo untuk memfokuskan dana ke pesta rakyat ataukah akan menggelar dua acara berbeda secara beriringan. "Sedang dikaji," tepis dia.

Sunday, June 9, 2013

Taufiq Kiemas, anak geng yang 'bertobat' karena Bung Karno

Taufiq Kiemas, anak geng yang 'bertobat' karena Bung Karno 


Sebagaimana remaja seusianya, Taufiq Kiemas awalnya tidak tertarik dengan persoalan politik. Bersekolah di SMA Negeri II Palembang, Taufiq lebih tertarik mengikuti tren anak muda 1960 dengan membentuk geng.

Seperti dalam 'Jembatan Kebangsaan: Biografi Politik Taufiq Kiemas ' (2008), Taufiq membentuk geng bersama tujuh teman sebayanya yang diberi nama Don Quixotte. Don Quixotte adalah tokoh utama novel karya Miguel de Cerventes, sastrawan terkemuka Spanyol. Diceritakan, Don adalah bangsawan tua yang berangan-angan menjadi kesatria yang bisa menaklukkan dunia.

Sebagaimana Don Quixotte, Taufiq dan rekan-rekan satu gengnya sudah berangan-angan menaklukkan dunia. Kegiatan geng Don Quixotte pun tak berbeda dengan geng remaja lain, yakni seputar pesta dan hura-hura.

Kegiatan hedonis Taufiq itu akhirnya berhenti ketika dia mendengarkan radio yang menyiarkan langsung pidato Presiden Soekarno . Hari itu, 16 Agustus 1960 di Istana Negara, Bung Karno secara resmi membubarkan dan melarang Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI), karena kedua partai itu terlibat Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Bukannya kaget karena ayahnya Tjik Agus Kiemas adalah orang Masyumi, Taufiq malah terkagum-kagum dengan pidato sang proklamator.

"Hebat juga presiden yang satu ini, membubarkan partai politik langsung di depan para pemimpin partai tersebut," kata Taufiq saat itu.

Kekaguman terhadap Bung Karno itu membawa Taufiq pada rasa penasaran tentang sosok dan pemikiran sang pemimpin revolusi. Dia kemudian mulai rajin membaca buku-buku Soekarno yang dipinjam dari temannya dan mendengarkan pidato sang presiden di radio. Hal itu dilakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Pemikiran Bung Karno kemudian terus didalami Taufiq hingga dia duduk di bangku kuliah. Di Universitas Sriwijaya, Taufiq lantas bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), yang berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI), besutan Bung Karno .

Melihat Taufiq masuk GMNI, lantas anggota Don Quixotte lainnya mengikuti jejak pemimpinnya tersebut. Sejak saat itu, Taufiq mulai meninggalkan kegiatan geng dan aktif dalam aktivitas politik kemahasiswaan.

Pada 1963 atau setahun setelah masuk GMNI, Taufiq bahkan sudah dipercaya menjadi pengurus organ kemahasiswaan itu di tingkat Kota Palembang. Dunia aktivisme itu pulalah yang membawanya pada perjumpaan dengan sang idola, Bung Karno , di Jakarta.

Di sela-sela pemberian kuliah oleh Bung Karno kepada kader GMNI, Taufiq bahkan sempat bersalaman dengan Putra Sang Fajar. "Ketika itu rasanya bangga sekali. Aku semakin yakin bahwa Bung Karno tokoh hebat," kata Taufiq.