Friday, April 19, 2013

Proyek gorong-gorong mirip siluman, Ahok coret Rp 400 juta

[caption id="" align="alignleft" width="324"]Proyek gorong-gorong mirip siluman, Ahok coret Rp 400 juta Proyek gorong-gorong mirip siluman, Ahok coret Rp 400 juta[/caption]

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui masih banyak gorong-gorong di wilayah Ibu Kota masih tidak berfungsi. Akibatnya, jika sedikit diguyur hujan jalanan Jakarta kerap dilanda banjir.

"Gorong-gorong pada macet, gorong-gorong kita parah banget. Alasannya mau beli alat. Jadi hampir semua selokan kita itu mungkin di atas 15 tahun belum pernah dibersihkan," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (19/4).

Selama ini, Dinas PU membayar pekerja harian untuk membersihkan gorong-gorong, namun tidak ada hasil. Oleh karenanya, Ahok tidak mau lagi ada sistem pekerja harian.

"Setiap sudin (suku dinas) membayar Rp 400-an juta, sekitar 200-an orang kerja sekarang kita tau gak dia kerja? Sekarang (misalnya) ada selokan yang dia buka dia gali-gali ujung-ujungnya, siapa yang jamin di tengahnya dia gali? Mau enggak orang yang dibayar itu masuk gorong-gorong, terus ada enggak orang yang dibayar? Saya saja belum lihat nama, alamat dan nomor telepon orang yang kerja. Ini bisa jadi siluman semua," jelasnya.

Untuk itu, Ahok telah mencoret anggaran sebesar Rp 400 juta yang dikeluarkan oleh Sudin. Cara seperti itu sering dikerjakan oleh dinas lama.

"Kenapa sekarang begitu? Karena mesinnya belum kita beli. Itu kan harus disemprot. Camat lurah yang mau kita minta liat selokan mana yang mampet, Juni baru berjalan," jelasnya.

Solusi jangka pendek yang dilakukan dengan menggali gorong-gorong lebih dalam lagi oleh Dinas PU. Kemudian, sampah-sampah di selokan dan taman dibersihkan.

"Jangan berpikir banjir itu naikkan pinggir sungai. Itu malah tambah banjir. Dari zaman dulu di China gak ada teori begitu. Dibangun terus-terusan itu malah roboh," terangnya.

Saat ini, Ahok merasa lurah dan camat belum ada yang dapat mengerjakan hal-hal seperti itu. Makanya, sekarang ini mereka diperbolehkan untuk mengikuti lelang jabatan. "Kalau kamu sudah betul gak? Kalau sudah, silakan dilanjutkan. Kalau gak, kita copot," tegasnya.

Sementara normalisasi sungai masih berjalan lambat karena alatnya mengalami keterlambatan. "Alatnya lambat turun. Karena sudin-sudin ini kita suruh turun dia mau tender beli," tandasnya.

No comments:

Post a Comment