Sunday, March 31, 2013

100kk telah direlokasi dari waduk pluit ke Rusun Buddha Tzu Chi

[caption id="" align="alignleft" width="333"]relokasi rusun Warga jakarta[/caption]

Untuk mempercepat normalisasi Waduk Pluit, Pemprov DKI Jakarta kembali merelokasi sekitar 100 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 300 jiwa warga yang bermukim di sekitar Waduk Pluit ke Rusun Buddha Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Proses pembongkaran ratusan rumah warga pun langsung dilakukan petugas dibantu jajaran Satpol PP Kecamatan Penjaringan langsung dilakukan.




Koordinator Pelaksanaan Paska Darurat Banjir Waduk Pluit, Heryanto mengatakan, sejak kemarin malam sekitar 100 kepala keluarga (KK) atau 300 jiwa lebih secara bertahap mulai direlokasi ke rusun Buddha Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta. Setelah direlokasi ke rusun, sekitar 100 bangunan yang sebelumnya ditempati warga langsung dibongkar. "Sebelumnya perwakilan warga di sini sudah kami ajak ke rusun Buddha Tzu Chi menggunakan dua bus, dan rupanya mereka berminat untuk direlokasi ke rusun tersebut. Bahkan, sudah ada 80 KK yang sudah direlokasi, dan sisanya dilakukan secara bertahap. Kami juga menyiapkan 15 truk untuk mengangkut barang-barang warga ke rusun ," ujar Heryanto, Kamis (28/3).


Dikatakan Heryanto, pembongkaran 100 rumah ini merupakan tahap pertama. Nantinya, tahap kedua akan dilakukan pembongkaran sebanyak 300 bangunan. Namun, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta untuk penempatan warga yang akan direlokasi. "Minimal pekan depan tahap kedua sudah berjalan. Karena ada sekitar 1.000 bangunan yang akan dibongkar pada normalisasi Waduk Pluit. Di rusun Buddha Tzu Chi sudah disiapkan 100 unit untuk 100 KK," katanya.


Ratusan bangunan yang akan dibongkar, sambungnya, kebanyakan bangunan semi permanen, seperti rumah tingal, pos keamanan dan warung. Tak hanya itu, petugas juga akan membongkar halaman parkir apartemen Laguna di sekitar Waduk Pluit.


Wakil Camat Penjaringan, Martua Sitorus menambahkan, sebanyak 40 personil Satpol PP dikerahkan untuk membongkar bangunan dan membantu proses relokasi warga ke rusun. "Tidak ada perlawanan warga saat dilakukan pembongkaran, bahkan ada warga yang membongkar sendiri bangunannya," katanya.


Wida (33), warga Kebon Pisang, Penjaringan, yang terkena pembongkaran mengaku hanya bisa pasrah saat rumahnya dibongkar. Terlebih, rumahnya itu memang berdiri secara ilegal. "Saya dan keluarga masih memikirkan untuk pindah ke rusun, karena letaknya cukup jauh dari tempat saya bekerja. Kalau nggak ada alternatif lain, ya saya pindah ke rusun juga, ikut sama yang lain," tandasnya.



No comments:

Post a Comment